
Penyakit EMS pada udang – Early Mortality Syndrom atau EMS udang juga dikenal sebagai Sindrom Kematian Dini, merupakan masalah serius yang mempengaruhi industri budidaya udang di seluruh dunia. Sindrom ini dapat menyebabkan kematian massal udang dalam waktu singkat, bahkan sebelum DOC 1-30 hari. Hal ini tentu mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para petambak udang. Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang EMS, penyebabnya, serta strategi yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi masalah ini dan menjaga keberlanjutan produksi udang.
Apa itu EMS pada udang?
Early Mortality Syndrome (EMS) adalah penyakit serius yang menyerang udang, terutama udang vannamei, yang ditandai dengan tingkat kematian yang tinggi. Kematian bahkan bisa terjadi pada tahap awal pertumbuhan atau sebelum DOC 1-30 hari. Gejalanya termasuk kehilangan nafsu makan, perubahan warna tubuh, dan penurunan aktivitas. Penyakit ini pertama kali dilaporkan di China pada tahun 2009, kemudian menyebar ke Vietnam pada tahun 2011, disusul dengan Thailand pada tahun 2012. Setelah itu kemudian menyebar ke berbagai negara produsen udang di seluruh dunia.
Penyebab Early Mortality Syndrome (EMS)
Meskipun penyebab pasti EMS belum sepenuhnya dipahami, penelitian menunjukkan bahwa bakteri menjadi penyebab utama sindrom ini terjadi. Bakteri yang sering menyerang udang vaname adalah bakteri dari marga vibrio dan sering dikenal dengan sebutan vibriosis. Beberapa jenis bakteri vibrio tersebut adalah Vibrio Harveyi, Vibrio Vulnificus, Vibrio Anguillarum, Vibrio Alginolyticus, Vibrio Parahaemolyticus, dan Vibrio Fluvialis. Bakteri Vibrio ini khususnya Vibrio Parahaemolyticus, yang merupakan penyebab dari penyakit Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) berperan penting dalam perkembangan sindrom ini. Bakteri ini menyerang sistem pencernaan udang dan menyebabkan kerusakan hebat pada hepatopankreas, organ penting yang berperan dalam pencernaan dan metabolisme.
Jadi EMS sebenarnya bukanlah penyakit tetapi hanya bentuk teknis atau akibat dari AHPND. Bakteri Vibrio parahaemolyticus menjadi penyebab terbesarnya sehingga banyak orang akhirnya menyamankan EMS ini dengan AHPND. Udang yang menderita AHPND pada tingkat infeksi yang parah (kronis) akan mengalami kematian dini. Kematian bisa terjadi pada awal masa budidaya udang yaitu 10-30 hari pasca tebar benih dengan tingkat kematian mencapai 100%. Kematian akibat EMS ini biasanya terjadi saat temperatur lingkungan sedang tinggi.
Cara Mengatasi Early Mortality Syndrome (EMS)
- Penerapan Kebersihan dan Sanitasi yang Ketat
Menerapkan langkah-langkah kebersihan dan sanitasi yang ketat dalam kolam budidaya udang merupakan langkah awal yang penting dalam mencegah dan mengurangi risiko EMS udang. Hal ini meliputi pemantauan kualitas air, pengelolaan sisa pakan, penggunaan probiotik untuk meningkatkan kualitas lingkungan kolam, dan penggunaan desinfektan yang tepat.
- Pengendalian Bakteri Vibrio Parahaemolyticus sebagai penyebab utama EMS
Penggunaan probiotik yang mengandung bakteri yang menghambat pertumbuhan Vibrio Parahaemolyticus dapat membantu mengurangi risiko infeksi EMS. Selain itu, penggunaan vaksin atau imunostimulan yang dapat meningkatkan kekebalan udang terhadap penyakit juga menjadi opsi yang perlu dipertimbangkan.
- Manajemen Nutrisi yang Baik
Memberikan pakan berkualitas tinggi yang mengandung nutrisi yang seimbang. Sehingga dapat membantu meningkatkan kekebalan dan kondisi kesehatan udang, sehingga mengurangi risiko terkena EMS.
- Pengawasan dan Pemantauan Rutin
Melakukan pemantauan rutin terhadap kondisi udang, kualitas air, serta parameter lingkungan lainnya merupakan langkah penting dalam mendeteksi potensi infeksi EMS secara dini. Dengan demikian, tindakan pencegahan dan pengobatan dapat dilakukan tepat waktu.
Kesimpulan
Early Mortality Syndrome (EMS) merupakan tantangan serius dalam budidaya udang yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Namun, dengan penerapan strategi yang tepat, seperti kebersihan dan sanitasi yang ketat, pengendalian bakteri Vibrio Parahaemolyticus, manajemen nutrisi yang baik, serta pengawasan dan pemantauan rutin, risiko EMS udang dapat dikurangi dan keberlanjutan produksi udang dapat terjaga. Dalam menghadapi masalah ini, kolaborasi antara petambak, peneliti, dan pihak berwenang juga sangat penting untuk menciptakan solusi yang efektif dan berkelanjutan. Kamu bisa menghubungi kami untuk konsultasi masalah ini lebih lanjut disini.
